Kamis, 15 April 2010

Ketika Menangis Jadi Jalan

pernah merasa begitu tertekan hingga binggung harus melakukan apa,bicara apa,harus gimana lagi..sampai kepala terasa sakit,berat,untuk bicara atau membuka mulut saja terasa malas...tapi serasa ingin berteriak,ingin pergi sejauh mungkin..ingin marah..pertanda apakah?

terasa aneh,ketika berbicara atau mengeluarkan suara berdeham saja malas,tapi kondisi yang ada malah ingin teriak sekeras mungkin,mengapa bisa begitu?saya pun tidak mengerti..

disaat seperti inilah,keinginan untuk menangis begitu besar..tapi apakah akan menyelesaikan masalah?saya rasa tidak...lalu saya teringat kata-kata seorang mantan -nangis aja klo kita lagi ribut,aku pasti berhenti marahnya,aku ga akan kuat liat kamu nangis-

maka menangislah menjadi jalan...tapi apa disaat seperti ini akankah menimbulkan hasil yang sama?saya rasa tidak.saya berada diposisi berbeda,menangis bukan untuk orang yang mencintai saya,tapi orang yang saya sayangi...tangis saya bukan hal yang penting baginya,atau bahkan menggangu untuknya..karena baginya,saya tidak ada atau tidak diperlukan,lalu apakah tangisan menjadi jalan?sulit rasanya..

dengan menyadari semua itu dan mencoba menerimanya dengan legowo, sedikit dapat meringankan tekanan yang saya rasakan.tapi terkadang sebuah kalimat yang tertulis sangatlah sulit untuk dilakukan..

lalu timbul pertanyaan,'sanggupkah saya?'..dengan berat hati saya jawab,sayapun tidak lebih tahu.'Haruskah saya coba?'..dan dengan lebih berat,saya menjawab,harus.mengerikan memang,tapi saya harus mencoba,membiasakan diri tersenyum dalam setiap masalah yang datang pada saya..saya bisa,saya sudah bisa,namun untuk yang satu ini,melupakan setelah 5tahun dalam diam?haruskah saya lanjutkan 5tahun 5 tahun berikutnya hanya dalam diam?jika memang perlu,maka saya akan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar